Posts Tagged ‘Artikel’

Islam Berkembang Pesat Di Dunia Dan Moral Turun Di Indonesia

Assalamualaikum Wr.Wb

alhamdulilah, akhirnya ana libur juga, maaf teman-teman, sudah lama tidak update, dikarenakan ana mau mempersiapkan UN karena sudah kelas 9. Minta Doa agar masuk SMA 28 yaa…

hari ini ana mau bahas tentang Perkembangan Islam.

Perkembangan Islam, Dari tahun ke tahun meningkat cukup tinggi dibandingkan dengan negara lain, tahu kenapa?

KITAB SUCI AL-QURAN

Al-Quran sudah diakui oleh dunia, diakui sebagai kitab yang tak pernah berubah isi kandungannya , tidak pernah diganti isi maupun artinya oleh kaum muslim. Al Quran memiliki keindahan dan makna yang tinggi. Keistimewaan Alquran adalah jika dibandingkan/diperbincangkan nilai-nilainya dengan kitab lainnya , mereka secara otomatis akan membuktikan keseluruhan kepercayaan islam

Kepribadian Rasulullah dan Ketaatan Para Pengikutnya

Baginda besar Rasulullah SAW. memiliki kepribadian yang sangat mulia, tidak ada yang menandingi kepribadiannya sebagai makhluk Allah Swt. beliaulah sebagai Suri Teladan bagi umat manusia.

Ia diperhatikan oleh rakyat selama masa kanak-kanaknya dan
masa-masa dewasanya. Ia diperhatikan oleh seluruh
kawan-kawannya sebagai suatu contoh kejujuran dan ketulusan
hati. Orang-orang tidak pernah mendapatkan cacad (cela) pada
dirinya. Mereka menyatakan dia benar dan dapat dipercaya
(setia).

Dia tidak hidup sebagai orang yang memisahkan diri.
Sebaliknya, dia berhubungan dengan orang-orang. Dia
berdagang, bepergian dan ikut serta dengan orang-orang dalam
pekerjaan sehari-hari, tetapi tidak pernah ia dipengaruhi
nafsu yang buruk atau kegairahan duniawi.

Dia hidup di dalam masyarakat yang jahil, dan kekuasaan
dipegang oleh orang-orang penyembah berhala, tetapi ia tidak
pernah menyetujui ide-ide mereka. Dia dihormati oleh
lawan-lawannya dan dikagumi oleh teman-temannya, dan tidak
ada seorang Nabi di dalam sejarah yang menerima ketaatan
(kepatuhan) dari teman-temannya sebanyak yang diperoleh
Muhammad.

Itulah sebab mengapa pengikutnya sangatlah taat kepada beliau. Para Pengikut Beliau disaat tergenting ataupun tersiksa dalam keadaan apapun, tetap setia dan menyakini. Lailahailallah Muhammadarrasululah.

itulah sebab sebagian mengapa sangat pesatnya islam berkembang.

Namun Masyarakat Indonesia, Moral kita sudah turun. Ilmu Agama tidak menjadi prioritas. dan kemaksiatan dimana-mana. Masyarakat Indonesia adalah penduduk muslim terbanyak Se-Dunia. namun Tidak menggambarkan sebagai penduduk muslim terbanyak. Ini diakibatkan kurangnya minat baca, loh kenapa?

mungkin ana punya saran posting untuk dibaca. yaitu http://media.isnet.org/islam/Dialog/Populer1.html.
kemauan kita membaca sangatlah kurang. ana membaca tautan diatas. ana merasa keyakinan ana terhadap islam bertambah.
(tulisannya ada 3 part tautan diatas)

penyebab rusaknya moral di Indonesia karena kita tidak bisa memilah yang baik dan yang buruk terhadap budaya luar. pasti ampe bosen tentang memilah baik dan yang buruk. tapi emang seperti itulah. kita tidak bisa memilah baiknya korea ataupun jepang. Jepang dan korea memiliki semangat tinggi dalam melakukan suatu hal. dan sangat tegas dalam mengatur waktu. kita muslim, bukan maksudku bangsa Indonesia, kebanyakan kurang memilih budaya yang baik.

Ana sebagai seorang muslim sangat menyukai negara jepang. sebelum saya menceritakan sifat baik jepang. saya ingin menceritakan sifat baik Indonesia.

Kelebihan Bangsa Indonesia, Kerja Sama. mungkin bisa dikatakan Gotong Royong. sifat gotong royong dan saling membantu adalah sifat yang paling hebat di negara kita. saya mengutip orang yang menulis “Apa yang kita punya sebaiknya disyukuri saja, Gan. Di negara-negara maju orang yang tidak punya uang hidupnya sangat memprihatinkan karena di negara-negara maju persaingan hidupnya sangat ketat. Hanya di Indonesia di mana orang-orangnya masih bisa ketawa padahal ngga punya duit. Di Indonesia biarpun ngga punya duit asal punya teman dekat minimal 7 masih bisa hidup.”  banyak penduduk dunia tidak mengenal indonesia. tetapi hanya mengenal bali. jika bertemu orang luar. jangan lupa katakan, Indonesia terdiri dari beribu-ribu suku dan bahasa, dan kami menggunakan satu bahasa , yaitu Indonesia.

kehebatan kita memiliki kehebatan tersendiri. dan kelemahannya. saking kuat budaya kerja sama. banyak pelajar yang suka menyontek. di kelas ana sekelas mayoritas nyontek semua saat ulangan.

kelebihan jepang adalah satu, sifat Malu, Malunya jepang tidak terkalahkan oleh negara lain. maka dari itu, pelajar jepang tidak pernah menyerah dalam meningkatkan prestasi mereka. jika 1 orang tertinggi, mereka merasa malu dan terus meningkatkan nilainya. akibat sifat malu ini. Budaya malu ini dapat menyebabkan bunuh diri. searching aja di google tentang korban bunuh diri jepang. Sebagai seorang muslim. muslim diwajibkan untuk berdakwah. Target Ane disana. Ane harap para pendakwah dapat menurunkan sifat malunya jepang, ane harap tingkat malu jepang paling baik mungkin seperti sahabat rasulullah. Utsman bin affan.

ane akhiri mohon maaf jika ada yang menyinggung atau kelebihannya

Wassalamualaikum Wr.Wb

Dunia Menyeramkan : Dunia Tanpa Islam

 

Assalamualaikum Wr.Wb

Hari ini aku ngepost tentang “Dunia tanpa Islam”. yok langsung menuju dunia menyeramkan.

Saya akan buat “numbering” agar dapat dihitung berapa mengerikan dunia tanpa islam

  1. Dunia tanpa islam adalah dunia dimana orang diperbolehkan berjudi dan mencuri
  2. Dunia tanpa islam adalah dunia dimana derajat/status sosial antara orang lain dengan lainnya berbeda jauh
  3. Dunia tanpa islam adalah dunia dimana tidak ada kejujuran
  4. Dunia tanpa islam adalah dunia dimana laki-laki dan perempuan sangat berbeda derajatnya, tetapi sangat mirip wujudnya/Penampilannya
  5. Dunia tanpa islam adalah dunia dimana layaknya pada zaman jahiliyah di Arab
  6. Dunia tanpa islam adalah dunia dimana tidak ada pemimpin yang baik.
  7. Dunia tanpa islam adalah dunia dimana tidak adanya keadilan
  8. Dunia tanpa islam adalah dunia dimana dunia penuh dengan manusia, tetapi tidak ada yang berakhlak manusia
  9. Dunia tanpa islam adalah dunia dimana orang-orang mengenakan pakaian di tempat terbuka
  10. Dunia tanpa islam adalah dunia dimana akhlak hewan lebih baik ketimbang akhlak manusia (dari no.8)
  11. Dunia tanpa islam adalah dunia dimana tidak ada tempat yang sunyi maupun tentram.
  12. Dunia tanpa islam adalah dunia dimana orang-orang melakukan maksiat pada setiap waktu dan di setiap Tempat
  13. Dunia tanpa islam adalah dunia dimana perbudakan merajalela
  14. Dunia tanpa islam adalah dunia dimana orang-orang mengenakan pakaian, tetapi terlihat seperti tidak mengenakan pakaian
  15. Dunia tanpa islam adalah dunia dimana orang kaya mengangap hartanya adalah hasil usahanya sendiri
  16. Dunia tanpa islam adalah dunia dimana Anak Durhaka kepada Orang Tuannya
  17. Dunia tanpa islam adalah dunia dimana Berhala dimana-mana
  18. Dunia tanpa islam adalah dunia dimana syetan bersantai-santai (tidak menggoda manusia lagi, karena tujuan mereka tercapai)
  19. Dunia tanpa islam adalah dunia dimana Orang Baik Akan dianggap musuh
  20. Dunia tanpa islam adalah dunia Menyeramkan
A’uzubillah minzalik (kita berlindung pada Allah darinya).
Allah Swt sayang sama kita, manusia sudah diberi agama yang sempurna, manual book, dan suri tauladan.
Islam Bagaikan Pencerah di dunia ini. Jika Islam tidak ada, mungkin akan lebih parah dari yang kusebutkan di atas.
Agama yang Sempurna : Islam
Manual Book : Al-Qur’an
Suri Tauladan : Nabi Muhammad Saw.
Kita Sudah diberi Agama yang sempurna yaitu Islam, kita Umat Islam mempunyai manual book yaitu Al-Quran, dan kita Umat Islam mempunyai Suri Tauladan yaitu Baginda Nabi Besar Muhammad Rasulullah SAW.
Jadi, Apa yang kita tunggu.
Renungilah,Bertobatlah,Mengamalkanlah,dan berda’wahlah.
Assalamualaikum Wr.Wb

Budaya Orang Indonesia Menurut Orang Jepang.

Assalamualaikum Wr.Wb

Saya akan mengepost tentang Kelemahan Orang-orang Indonesia yang harus kita perbaiki, yok kita liat…

Prof Nagano, staf pengajar Nihon University memberikan kuliah
intensive course dalam bidang Asian Agriculturedi IDEC Hiroshima
University.

Beliau sering menjadi konsultan pertanian di negara-negara Asia
termasuk Indonesia. Ada beberapa hal yang menggelitik yang beliau
utarakan sewaktu membahas tentang Indonesia:

1.Orang Indonesia suka rapat dan membentuk panitia macam-macam.

Setiap ada kegiatan selalu di rapatkan dulu, tentunya dengan
konsumsinya sekalian. Setelah rapat perlu dibentuk panitia kemudian
diskusi berulang kali,saling kritik, dan merasa idenya yang paling
benar dan akhirnya pelaksanaan tertunda-tunda padahal tujuannya
program tersebut sebetulnya baik.

2. Budaya Jam Karet

Selain dari beliau, saya sudah beberapa kali bertemu dengan orang
asing yang pernah ke Indonesia. Ketika saya tanya kebudayaan apa yang
menurut anda terkenal dari Indonesia dengan spontan mereka jawab :
Jam Karet! Saya tertawa tapi sebetulnya malu dalam hati.Sudah
sebegitu parahkah disiplin kita?

3. Kalau bisa dikerjakan besok kenapa tidak (?)

Kalau orang lain berprinsip kalau bisa dikerjakansekarang kenapa
ditunda besok? Saya pernah malu juga oleh tudingan Sensei saya
sendiri tentang orang Indonesia. Beliau mengatakan, Orang Indonesia
mempunyai budaya menunda-nunda pekerjaan.

4. Umumnya tidak mau turun ke Lapangan

Beliau mencontohkan ketika dia mau memberikan pelatihan kepada para
petani, pendampingnya dari direktorat pertanian datang dengan safari
lengkap padahal beliau sudah datang dengan work wear beserta sepatu
boot.
Pejabat tersebut hanya memberikan petunjuk tanpa bisa turun ke
lapang, kenapa? Karena mereka datangnya pakai safari dan ada yang
berdasi. Begitulah beliau menggambarkan orang Indonesia yang hebat
sekali dalam bicara dan memberikan instruksi tapi jarang yang mau
turun langsung ke lapangan.

Saya hanya ingin mengingatkan bahwa kita sudah terlalu sering dinina-
bobokan oleh istilah indonesia kaya,masyarakatnya suka gotong royong,
ada pancasila,agamanya kuat, dan lain-lain.Dan itu hanyalah istilah,
kenyataannya bisa kita lihat sendiri.

Ternyata negarakita hancur-hancuran, bahkan susah
untuk recovery lagi, mana sifat gotong royong yang membuat negara
seperti Korea, bisa bangkit kembali. Kita selalu senang dengan
istilah tanpa action. Kita terlalu banyak diskusi,saling lontar ide,
kritik, akhirnya waktu terbuang percuma tanpa action. Karena belum
apa-apa sudah ramai duluan.

Kapan kita akan sadar dan intropeksi akan kekurangan-kekurangan kita
dan tidak selalu menjelek-jelekkan orang lain? Selama itu belum
terjawab kita akan terus seperti ini, menjadi negara yang katanya
sudah mencapai titik minimal untuk disebut negara beradab dan tetap
terbelakang disegala bidang.
Mudah-mudahan pernyataan beliau menjadi peringatan bagi kita semua,
terutama saya pribadi agar bisa lebih banyak belajar dan mampu
merubah diri untuk menjadi yang lebih baik.

 

 

Aqiqah

Assalamualaikum Wr.Wb

Hari ini aku menyampaikan tentang Aqiqah. Diantaranya sebagai berikut :

Kenapa kita haus melaksanakan Aqiqah?

Aqiqah adalah suatu ajaran Islam yang di contohkan Rosullulah yang mengandung hikmah dan manfaat positif yang bisa kita petik didalamnya, oleh karena itu menjadi ummat islam sudah selayaknya untuk melaksanakan setiap ajaran-ajaran tanpa terkecuali termasuk ajaran ini.

Apa pentingnya Aqiqah?

Apabila kita memiliki barang dan bisa mendatangkan manfaat serta bangga memilikinya namun barang tersebut keadaanya tergadai bagaimana sikap kita terhadap barang tersebut? Tentunya kita berusaha semaksimal mungkin untuk menebusnya. Begitu juga Aqiqah karena Ia adalah upaya menebus anak kita yang masih tergadai.

Rasullulah bersabda :

“Setiap anak digadaikan dengan Aqiqahnya, ia disembelih (binatang) pada hari ke-7(tujuh) dari kelahirannya, diberi nama dan dicukur kepalanya”. ( HR.Tirmizi, Nasa i dan Ibnu Majah dari Samariah)

Disamping itu, Aqiqah merupakan realisasi rasa syukur kita atas anugrah sekaligus amanah yang diberikan Allah kepada kita dan mengingat sunnah ini mulai jarang dilaksanakan oleh kaum muslim. Maka menghidupkannya sangat terpuji dan insya Allah akan mendapat balasan sangat besar.

Sabda Rasullulah :

“Barang siapa menghidupkan sunnahku disaat kerusakan pada ummatku maka baginya pahala orang mati syahid”.(AlHadist)

Dan juga banyak manfaat yang lainnya misalnya untuk mempererat silaturahmi serta ikatan sosial dengan para tetangga, kerabat, fakir miskin dll. Oleh karena itu marilah kita sadari bersama-sama untuk menghidupkan sunnah ini.

Bagaimana Caranya ?

Supaya ibadah kita diterima Allah SWT sebagai amal Sholeh yang Insya Allah menjadi simpanan kita di akhirat hendaklah ibadah kita sesuai dengan tuntunan Rosullulah oleh karena itu, pentingnya bagi kita untuk memahami kembali makna Aqiqah yang sebenarnya yang diajarkan Rosullulah SAW, agar kita tidak salah dalam melaksanakannya.

I. Makna Aqiqah

Menurut bahasa Aqiqah berarti memutuskan/memotong, sedangkan menurut istilah Syar’i Aqiqah adalah menyembelih kambing untuk anak yang baru silahirkan pada hari ke-7 (tujuh) dari kelahirannya.

II. Hukumnya

Para Fuqoha beda pendapat dalam hal ini, ada yang wajib, sunah mu’aqadah ada yang menolak Aqiqah ini di syariatkan, Pendapat yang terakhir ini adalah pendapat ahli Fiqih Hanafiah

Adapun yang berpendapat wajib diantaranya Hasan Basri Al-Lats Ibnu Sa’ad dll

Sedangkan yang berpendapat sunnah Mu’aqadah adalah sebagian besar ahli ilmu fiqih dan Iktihad diantara mereka adalah Imam malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad dll dan inilah pendapat yang terkuat

III. Aqiqah Untuk Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan

Yang afdol anak laki-laki disemblih 2 (dua) ekor. Sedangkan anak perempuan 1(satu) ekor, namun ada yang membolehkan untuk anak laki-laki cukup 1 (satu), terutama apabila dalam kesempitan berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh ibnu Abas RA, bahwa sesungguhnya Rosullulah SAW telah Mengaqiqahkan Al’Hasan dan Al’Husain satu kambing satu kambing.

IV. Waktu Pelaksanaan Aqiqah

Diutamakan melaksanakan Aqiqah pada hari ke-7 (tujuh) dari kelahirannya, adapun kalau belum bisa, boleh hari ke-14 (empat belas) 21 (dua puluh satu) atau kapan saja ia mampu.

Imam Malik berkata

“Pada dhohirnya bahwa keterikatan pada hari ke-7 (tujuh) atas dasar keanjuran, andaikan pada hari itu belum bisa dilakukan, maka sekiranya menyembelih pada hari ke 4 (empat) ke-8 (delapan) ke- 10 (sepuluh) atau setelahnya”, aqiqah itu telah cukup karena prinsip ajaran islam adalah memudahkan bukan menyulitkan sebagaimana firman Allah;”Allah akan menghendaki kemudahan bagimu tidak menghendaki kesukaran bagimu(QS 2:185)

Pendapat Imam Malik ini menjelaskan bahwa melakukan aqiqah kapan saja boleh, namun diutamakan (pada hari ke-7) dari kelahirannya.

V. Disunnahkan Memotong Sendiri

Orang yang mengaqiqahkan anaknya sendiri dan ia pandai memotong kambing disunahkan untuk menyemblih sendiri sambil membaca “Bismillahi wallahu akbar, allahuma Sholi alaa muhammadin wa’alaa aalihi wasallim, allahuma minka wa’alaika taqabal hadzihi aqiqah min….. fulan bin fulan”.

Dengan nama Allah dan Allah Maha Besar, Ya Allah berilah rahmat dan sejahtera kepada Nabi Muhammad dan keluargannya, ya Allah ini dari engkau dan kembali kepada engkau maka terimalah Aqiqah dari …. Fulan bin Fulan

VI. Makruh Menghancurkan Tulang Aqiqah

Perlu diperhatikan juga dalam hal ini, diusahakan kita tidak menghancurkan tulang kambing Aqiqah mengingat ada keterangan yang berbunyi :

Sabda Rosulluloh:

“Anggota-anggota badan dipotong dan tidak dihancurkan (dipecahkan)”, (HR. Ibnu Munjir dari Aisyah RA.)

Namun ada juga yang membolehkannya mengingat Hadist ini oleh ulama sebagian dianggap lemah.

VII. Pembagian Daging Aqiqah

Pembagian daging Aqiqah dibagikan sebagian kepada fakir miskin sedekah di bagikan kepada kaum kerabat, tetangga yang membantu persalinan atau suku bangsa tertentu sebagai hadiah atau juga boleh sebagian untuk dimakan sendiri, Namun tidak lebih dari sepertiga bagian.

VIII. Memberi Nama

Disunahkan memberi nama kepada anak yang baru dilahirkan dengan nama-nama yang baik, ini tentunya sesuai dengan harapan kita, kelak anak tersebut menjadi anak baik karena dalam nama itu terkandung do’a dan harapan kita

Nama yang paling disukai Allah adalah Abdullah Abdur Rahman, dll. Juga dibolehkan memakai nama-nama malaikat atau para nabi dan juga nama-nama baik lainnya.

Namun dimakruhkan memberi nama dengan nama Yasar (kaya),Rabbah (banyak) dan Aflah (bahagia) karena dikhawatirkan apabila ada yang menanyakan apakah dia demikian jawabannya tidak.

IX. Mencukur Rambut

Disunnahkan mencukur rambut bayi yang baru dilahirkan sampai habis kemudian rambutnya ditimbang dengan perak/emas lalu disedekahkan senilai perak/emas tadi kepada faqir miskin , Rosulluloh SAW memerintahkan kepada Fatimah RA, beliau bersabda:

“Timbanglah rambut Husain dan bersedekahlah dengan berat rambut tersebut dengan perak dan berikanlah kaki Aqiqah kepada satu suku bangsa”.(HR. Baihaqi dari Ali RA)

Banyak hikmah yang terkandung di dalamnya. Pertama, diantaranya menghilangkan penyakit karena rambut bawaan bayi mengandung kotoran yang akan mengundang penyakit. Kedua menguatkan syaraf-syaraf kepala sang bayi. Ketiga mempererat ikatan kepada fakir miskin dengan menyedekahkan kepadannya dan hikmah lainnya

Ahli fiqih membolehkan juga mengadakan walimah aqiqah dengan menggunakan fakir miskin, kaum kerabat dan yang lainnya untuk makan bersama guna mempererat uqhuwah Islamiyah dan memetik manfaat positif lainnya.

Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan persyaratan kambing aqiqah terutama dalam hal usia kambing, ada yang berpendapat harus dua tahun, ada juga yang berpendapat 1 tahun, bahkan ada yang berpendapat 6 bulan lebih sudah boleh (khusus untuk kambing domba).

Kambingnya sehat, tidak cacat yaitu tidak buta, tidak hilang sebagian besar tanduk atau kupingnya, tidak ompong semua gigi depannya dll.

Tetapi ada juga sebagian ulama yang membolehkan dengan kambing apa saja. mengingat tidak ada dalil khusus mengenai persyaratan kambing Aqiqah, adapun persyaratan tadi di atas meruakan kias dari persyaratan kambing qurban, namun tetap yang paling afdol tentunya yang memenuhi syarat-syarat di atas.

Menurut para ulama diperbolehkan beraqiqah dengan kambing yang tak bersuara, dan juga dengan kambing perempuan karena dalam persyaratan kambing untuk aqiqah tidak ditemukan satupun keterangan yang melarangnya tetapi labil afdol adalah dengan kambing laki-laki(jantan)

Demikianlah yang dapat kami tulis tentang Aqiqah ini mudah-mudahan Aqiqah yang kita laksanakan sesuai dengan tuntunan dan kita berharap anak-anak yang kita Aqiqahkan mendapat rahmat, Inayah, serta hidayah dari Allah SWT, serta dilindungi dari godaan syetan yang terkutuk dan kelak akan menjadi anak Shaleh dan Shalehah yang berguna bagi Nusa Bangsa dan Agamanya dan juga bisa memberikan syafaat serta senantiasa mendo’akan kita telak, Amin,

Do’a Untuk Anak

U’idzuka bi kalima tillahit tammati. Min Kulli syaithoni wa hammah. wamin kulli a’inin laammah

Artinya : Aku perlindungan Engkau (wahai bayi) dengan kalimat Allah yang sempurna dari setiap pandangan yang penuh kebencian.

Kuakhiri post ini

Wassalamualaikum Wr.Wb

Tidak Ada Alasan Bagimu Meninggalkan Da’wah

Assalamualaikum Wr.Wb

Post hari ini saya menulis tentang berDa’wah, apa yang kalian ketahui tentang da’wah? Da’wah adalah mengajak/menyampaikan suatu kebaikan kepada orang lain.

Yang menjadi pertanyaan saya adalah “Mengapa kita sebagai orang-orang islam tidak pernah mengajak orang-orang non islam pindah ke agama kita islam? padahal sudah diberi ayat oleh Allah seperti ini

Artinya : “Siapakah yang lebih baik perkataanya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang sholeh dan berkata ‘sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?”

Ada sebuah cerita nyata yang membuat hatiku tergerak untuk berda’wah kita lihat dibawah tulisan ini.

Seorang perawi bercerita, “pernah suatu hari kami merasakan kegembiraan dan keharuan ketika saat itu kami menyaksikan seorang pria asal Filipina melafalkan dua kalimat syahadat serta mengumumkan keislamannya. Ia melepaskan diri dari agamanya dahulu yang batil dan dari keyakinannya yang menyimpang… namun, kegembiraan itu tak sampai pada puncaknya. Karena kami melihat aura kebahagian yang terpancar dari mukannya setelah masuk agama yang haq ini , tiba-tiba terbalik menampakkan raut muka sedih dan galau. Tak lama kemudian, terlihat air matanya pun bercucuran…

Sejenak kami membiarkannya, seraya berpikir apa gerangan yang berkecamuk di hatinya dan masing-masing kami hanya saling pandang satu sama lain; merasa heran dengan yang kami lihat. Ketika ia mulai kelihatan tenang, kami meminta seorang penerjemah untuk menanyainya mengapa tiba-tiba ia menangis. Tahukah kalian apa jawabannya? Sungguh kami semua terhenyak mendengarnya, ia mengatakan, “Sesungguhnya aku bersyukur kepada Allah Swt. yang telah mencurahkan nikmat-Nya kepadaku, hingga aku bisa masuk Islam serta Allah Swt menyelamatkanku dari api neraka dan tidak membiarkanku berada dalam kekufuran. Akan tetapi, sungguh sekarang aku memikirkan keadaan ayah dan ibuku yang telah meninggal dalam kekufurannya. Bukankah kalian bertanggung jawab untuk membimbing mereka? Mengapa kalian tidak pernah menda’wahi mereka dan orang-orang sesat lainnya ke dalam Islam? Mengapa kalian tidak menuaikan kewajiban kalian terhadap agama yang haq ini dan menyebarkan kepada mereka yang penuh rasa dahaga, bahkan melebihi dahaga mereka terhadap makanan dan minuman? Mengapa…Mengapa…?!”

Semua orang mengigil ,terpana, dan tiba-tiba dilanda perasaan bersalah seraya mengakui realita pahit seperti yang dikemukakannya itu. Kata-katanya begitu menyentuh hati, hingga mereka pun berpikir;Ya, ke mana sebagian orang yang enggan menuaikan kewajiban da’wah ini? Supaya mendengar pula kata-kata pria ini, dan menyadari agungnya risalah dan amanah yang diemban oleh masing-masing mereka!

Inti dari Cerita nyata ini adalah Seharusnya kita sebagai orang-orang yang menganut agama islam harus berda’wah dan jika kita mempunyai teman/kerabat dekat yang non islam, kita harus membawa ajaran kita kepadanya, walaupun kerabat/temanmu belum tentu mau masuk islam, setidaknya kita sudah berusaha berda’wah daripada tidak sama sekali.

Sesudah kemerdekaan indonesia pada tanggal 17 agustus 1945. orang-orang yang beragama islam mencapai 99% sedangkan agama nasrani,hindu,budha hanya kurang dari 1%. Setelah waktu berjalan sampai sekarang , yang menganut agama islam tersisa 80%, pertanyaanku adalah “dimana 19% lagi? Mengapa bisa menurun sedrastis ini? ” jawaban yang saya temukan adalah “Kurangnya Berda’wah” .

Semoga posting saya hari ini bermanfaat untuk kita semua.kututup dulu posting ini

Wassalamualaikum Wr.Wb

 

 

 

5 Langkah Melahirkan Mahakarya

Assalamualaikum WR.WB

Hari ini aku akan memberitahu tentang buku yang saya baru beli buku bagus untuk dibaca (sebenarnya dikasih orang, bukan beli).

Buku ini berjudul 5 Langkah Melahirkan Mahakarya. buku ini termaksud buku islami, tapi covernya enggak pas buat buku islami … ini cover bukunya

sebenernya saya enggak jualan ... saya cuma ngasih tau doang... ngambil gambarnya dari google

5 langkah Melahirkan maha karya

Catatan : saya enggak jualan… cuman ngambil gambarnya di google. eh adanya ini doang.. ya udh gx ada pilihan lain

di buku ini bagus untuk memotivasi cita-cita dan bakat kita. di buku ini ada 5 cara melahirkan mahakarya (seperti judulnya). Diantaranya

  1. Langkah Pertama. MENYADARI BAHWA POTENSI DIRI ITU MASALAH BESAR
  2. Langkah Kedua. MENGENAL POTENSI DIRI
  3. Langkah Ketiga. MENGUNGKAP IDE-IDE KARYA DARI POTENSI DIRI
  4. Langkah Keempat. MEMBUAT PRIORITAS IDE KARYA
  5. Langkah Kelima. RENCANAKAN, LALU BERTINDAK BERKARYA

mohon maaf Pak Muhammad Musrofi. karena saya belum ijin ke bapak untuk menulis posting ini. Sekilas dari saya

Wassalamualaikum Wr.Wb

Tentang Idul Adha & Syarat-Syarat Berqurban

Tanggal 16- November 2010

Assalamualaikum. Wr.Wb

Karena Malam ini malam Idul Adha. maka saya akan membuat post spesial tentang berqurban. Sebelum menjelaskan syarat-syarat berqurban. saya akan memberi tahu. apa sih idul adha itu, dan bagaimana sejarah idul adha itu. yuk kita telusuri.

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda pada hari Nahar, “Barang siapa yang menyembelih sebelum shalat hendaknya dia ulangi”, maka berdirilah seorang lelaki, “Ya Rasulullah, ini adalah hari yang daging itu sangat dinikmati”, dan laki-laki tersebut menyebutkan keperluan dari tetangganya sehingga dia menyembelih sebelum shalat, maka Rasulullah seakan-akan membenarkannya, “Saya memiliki kambing yang belum cukup umur yaitu lebih saya senangi dari pada dua kambing berdaging, apakah saya boleh menyembelih kambing yang belum cukup umur ini”, maka Nabi memberikan keringanan baginya.
Saya (Anas) tidak tahu apakah keringanan ini khusus baginya atau juga bagi yang lain. Kemudian Rasulullah merunduk pada kedua kambing itu dan menyembelih keduanya. Maka berdirilah sekolompok manusia pada kambing kecil (kecil jika dibandingkan dengan yang lain tapi sudah cukup umur) maka mereka saling membagi.
Kesimpulan: menyembelih hewan kurban harus sudah memenuhi umur yang ditentukan oleh syariat, apabila kurang dari umur yang ditentukan maka tidak syah kurbannya dan hanya dihitung sebagai sadaqah. Keringanan di atas hanya diberikan kepada beberapa sahabat saja dan tidak diberikan kepada orang lain lagi setelahnya.

Dari Anas bin Malik, sesungguhnya Rasulullah shalat kemudian khutbah dan beliaumemerintahkan orang yang menyembelih sebelum shalat untuk mengulanginya.

Kesimpulan:
Awal waktu menyembelih adalah setelah salat Idul Adha bagi orang yang tidak bepergian, sedangkan bagi orang yang sedang safar (bepergian) maka mereka memperkirakan waktu dimana kaum Muslimin telah selesai mengerjakan shalat Idul Adha.
Akhir waktu menyembelih terdapat dua pendapat dari kalangan Ulama, pendapat pertama ketika matahari terbenam pada tanggal 12 Dzulhijjah dan pendapat kedua ketika matahari terbenam pada tanggal 13 Dzulhijjah. Dalil dari pendapat kedua memakai ayat“Agar mereka mengingat Allah pada hari-hari yang telah ditentukan”. Pada ayat ini disebutkan hari-hari (ayyaamin) dalam bentuk jamak. Dalam bahasa Arab kata jamak memiliki jumlah minimal tiga. Dan ini pendapat yang dipilih kebanyakan ulama pada masa ini. Akan tetapi apabila memilih untuk berhati-hati dengan memilih batas akhir tanggal 12 maka hal ini juga diperbolehkan karena tidak terdapat riwayat yang kuat dari sahabat yang menunjukkan mereka menyembelih pada tanggal 13 Dzulhijjah.

Bab Mengenai Umur Hewan Kurban
Dalam berkurban terdapat 5 syarat hewan yang akan dikurbankan secara global:

  1. Merupakan hewan ternak.
  2. Telah memenuhi umur.
  3. Terlepas dari cacat.
  4. Disembelih pada waktunya.
  5. Merupakan milik pribadi, hewan tersebut tidak terkait dengan hak orang lain.

Dari Jabir Radhiyallahu ta`ala ‘anhu, Rasulullah bersabda, “Jangan kalian menyembelih kecuali hewan yang sudah memenuhi umur, kecuali kalau sulit bagi kalian. Apabila sulit bagi kalian maka sembelihlah jada-a dari domba.”
Yang termasuk hewan ternak adalah unta, kambing, dan sapi. Sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits yang menjelaskan tentang berkurban. Dan ditegaskan oleh Ibnu Qayim bahwa tidak pernah diriwayatkan dari Rasulullah ataupun sahabat untuk penyembelihan kurban, haji, aqiqah kecuali dari hewan ternak. Jadi tidak syah berkurban dengan 100 ekor ayam, bebek, dll.
Tidak ada perbedaan antara sapi dan kerbau karena hakikatnya sama, demikian pendapat Asy Syaikh Abdulaziz bin Muhammad Alu Syaikh dan Asy Syaikh Shalih Al Fauzan.

Urutan keutamaan berkurban dari hewan yang dikurbankan:

  1. Dengan 1 ekor unta
  2. Dengan 1 ekor sapi
  3. Dengan 1 ekor kambing
  4. Dengan 1/7 unta
  5. Dengan 1/7 sapi

(*admin, demikian dijelaskan oleh Al Ustadz Dzulqarnain, padahal sebenarnya harga 1/7 unta lebih mahal daripada harga 1 ekor kambing)
Sedangkan untuk nomor yang sama maka dilihat dari sisi harga, penampilan, jumlah daging, jenis kelasnya, dll. Boleh berkurban baik dari jenis betina atau pejantan.

Umur Hewan Kurban
Penetapan umur minimal hewan kurban tidak disebutkan dalam nash hadits, akan tetapi hal tersebut dipahami dari kebiasaan bangsa Arab. Umur minimal untuk hewan kurban sebagai berikut:

  1. Unta minimal 5 tahun dan telah masuk tahun ke 6.
  2. Sapi minimal 2 tahun dan telah masuk tahun ke 3.
  3. Kambing Domba diperbolehkan umur minimal 6 bulan bagi yang sulit mendapatkan yang 1 tahun. Sedangkan bagi jenis selain Domba (misal kambing jawa) maka minimal umur 1 tahun dan telah masuk tahun ke 2.

Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah shalat mengimami kami pada hari Nahr, maka majulah sekelompok lelaki kemudian mereka menyembelih, dan mereka menyangka bahwa Rasulullah telah menyembelih, maka Rasulullah memerintah bagi siapa yang telah menyembelih untuk menyembelih dengan sesembelihan yang lain dan agar mereka tidak menyembelih sebelum Rasulullah menyembelih kurbannya.
Pelajaran:
Apabila imam / pimpinan suatu negeri menyembelih di tempat yang terbuka, maka dia tidak boleh mendahului imam tersebut. Apabila dia menyembelih mendahului imam, maka sesembelihannya tidak sah. Tetapi apabila imam tersebut tidak menampakkan syiar ini, maka kita boleh menyembelih apabila shalat Idul Adha telah dilaksanakan.

Dari Uqbah bin Amir, sesungguhnya Rasulullah memberikan kambing agar dibagikan untuk disembelih, maka tersisa bagiku kambing yang bukan domba (belum 1 tahun), maka hal ini disebutkan kepada Nabi dan Nabi memerintahkan untuk menyembelih baginya.

Dari Uqbah bin Amir, Rasulullah membagi di tengah kami hewan kurban, dan sayapun hanya mendapatkan jada-a (kambing bukan domba yang berumur kurang dari 1 tahun), maka Rasulullah bersabda “sembelihlah”.

Tidak Boleh Terdapat Cacat Pada Hewan Kurban

Keterangan ini berdasar hadits dari Bara` bin Azid, diriwayatkan oleh Imam Malik, Akhmad, Abu Dawud, At Tarmidzi, dll.
1.Sembelihan pincang yang sangat tampak kepincangannya.
Kepincangan disini dimaksudkan adalah pincang yang mengganggu dia berjalan dan membuat dia terlambat dari kawan-kawannya. Tetapi apabila hewan tersebut dapat berjalan beriringan dengan kawanannya walaupun sebenarnya dia pincang, maka sah kurbannya. Tetapi tetap lebih utama yang sempurna tidak pincang. Termasuk disini tidak sah berkurban dengan hewan yang putus kakinya.
2.Sembelihan buta sebelah matanya yang sangat nampak kebutaannya.
Yang dimaksudkan sangat nampak kebutaannya disini misalkan mata yang buta berubah fisiknya, misal dengan menonjol keluar atau cekung ke dalam. Adapun mata yang buta tapi fisiknya sama dengan mata normal, maka sah disembelih. Begitu pula hewan yang matanya rabun, sah untuk disembelih.
3.Sembelihan sakit yang sangat nampak sakitnya.
Sangat nampak sakitnya misalkan dengan menggigil, di kulitnya terlihat penyakit, dll. Adapun hewan yang misalkan tidur-tiduran terus maka sah berkurban dengannya.
4.Sembelihan kurus yang tidak berlemak / bersumsum.
Hal ini tentunya hanya dapat diketahui oleh orang yang ahli, maka apabila hewan kurban terlihat kurus tapi dinilai dia masih memiliki lemak / sumsum maka sah disembelih.

Mengenal Syekh Siti Jenar

Assalamualaikum Wr.Wb

Ini artikel dari temen saya yg bernama Praditiya Firmansyah bin Edi baru bikin blog… tolong dilihat yaa…

Saat Pemerintahan Kerajaan Islam Sultan Bintoro Demak I (1499)
Kehadiran Syekh Siti Jenar ternyata menimbulkan kontraversi, apakah benar ada atau hanya tokoh imajiner yang direkayasa untuk suatu kepentingan politik. Tentang ajarannya sendiri, sangat sulit untuk dibuat kesimpulan apa pun, karena belum pernah diketemukan ajaran tertulis yang membuktikan bahwa itu tulisan Syekh Siti Jenar, kecuali menurut para penulis yang identik sebagai penyalin yang berakibat adanya berbagai versi. Tapi suka atau tidak suka, kenyataan yang ada menyimpulkan bahwa Syekh Siti Jenar dengan falsafah atau faham dan ajarannya sangat terkenal di berbagai kalangan Islam khususnya orang Jawa, walau dengan pandangan berbeda-beda.
Pandangan Syekh Siti Jenar yang menganggap alam kehidupan manusia di dunia sebagai kematian, sedangkan setelah menemui ajal disebut sebagai kehidupan sejati, yang mana ia adalah manusia dan sekaligus Tuhan, sangat menyimpang dari pendapat Wali Songo, dalil dan hadits, sekaligus yang berpedoman pada hukum Islam yang bersendikan sebagai dasar dan pedoman kerajaan Demak dalam memerintah yang didukung oleh para Wali. Siti Jenar dianggap telah merusakketenteraman dan melanggar peraturan kerajaan, yang menuntun dan membimbing orang secara salah, menimbulkan huru-hara, merusak kelestarian dan keselamatan sesama manusia. Oleh karena itu, atas legitimasi dari Sultan Demak, diutuslah beberapa Wali ke tempat Siti Jenar di suatu daerah (ada yang mengatakan desa Krendhasawa), untuk membawa Siti Jenar ke Demak atau memenggal kepalanya. Akhirnya Siti Jenar wafat (ada yang mengatakan dibunuh, ada yang mengatakan bunuh diri).
Akan tetapi kematian Siti Jenar juga bisa jadi karena masalah politik, berupa perebutan kekuasaan antara sisa-sisa Majapahit non Islam yang tidak menyingkir ke timur dengan kerajaan Demak, yaitu antara salah satu cucu Brawijaya V yang bernama Ki Kebokenongo/Ki Ageng Pengging dengan salah satu anak Brawijaya V yang bernama Jin Bun/R. Patah yang memerintah kerajaan Demak dengan gelar Sultan Bintoro Demak I, dimana Kebokenongo yang beragama Hindu-Budha beraliansi dengan Siti Jenar yang beragama Islam.
Nama lain dari Syekh Siti Jenar antara lain Seh Lemahbang atau Lemah Abang, Seh Sitibang, Seh Sitibrit atau Siti Abri, Hasan Ali Ansar dan Sidi Jinnar. Menurut Bratakesawa dalam bukunya Falsafah Siti Djenar (1954) dan buku Wejangan Wali Sanga himpunan Wirjapanitra, dikatakan bahwa saat Sunan Bonang memberi pelajaran iktikad kepada Sunan Kalijaga di tengah perahu yang saat bocor ditambal dengan lumpur yang dihuni cacing lembut, ternyata si cacing mampu dan ikut berbicara sehingga ia disabda Sunan Bonang menjadi manusia, diberi nama Seh Sitijenar dan diangkat derajatnya sebagai Wali.
Dalam naskah yang tersimpan di Musium Radyapustaka Solo, dikatakan bahwa ia berasal dari rakyat kecil yang semula ikut mendengar saat Sunan Bonang mengajar ilmu kepada Sunan kalijaga di atas perahu di tengah rawa. Sedangkan dalam buku Sitijenar tulisan Tan Koen Swie (1922), dikatakan bahwa Sunan Giri mempunyai murid dari negeri Siti Jenar yang kaya kesaktian bernama Kasan Ali Saksar, terkenal dengan sebutan Siti Jenar (Seh Siti Luhung/Seh Lemah Bang/Lemah Kuning), karena permohonannya belajar tentang makna ilmu rasa dan asal mula kehidupan tidak disetujui Sunan Bonang, maka ia menyamar dengan berbagai cara secara diam-diam untuk mendengarkan ajaran Sunan Giri. Namun menurut Sulendraningrat dalam bukunya Sejarah Cirebon (1985) dijelaskan bahwa Syeh Lemahabang berasal dari Bagdad beraliran Syi’ah Muntadar yang menetap di Pengging Jawa Tengah dan mengajarkan agama kepada Ki Ageng Pengging (Kebokenongo) dan masyarakat, yang karena alirannya ditentang para Wali di Jawa maka ia dihukum mati oleh Sunan Kudus di Masjid Sang Cipta Rasa (Masjid Agung Cirebon) pada tahun 1506 Masehi dengan Keris Kaki Kantanaga milik Sunan Gunung Jati dan dimakamkan di Anggaraksa/Graksan/Cirebon.
Informasi tambahan di sini, bahwa Ki Ageng Pengging (Kebokenongo) adalah cucu Raja Brawijaya V (R. Alit/Angkawijaya/Kertabumi yang bertahta tahun 1388), yang dilahirkan dari putrinya bernama Ratu Pembayun (saudara dari Jin Bun/R. Patah/Sultan Bintoro Demak I yang bertahta tahun 1499) yang dinikahi Ki Jayaningrat/Pn. Handayaningrat di Pengging. Ki Ageng Pengging wafat dengan caranya sendiri setelah kedatangan Sunan Kudus atas perintah Sultan Bintoro Demak I untuk memberantas pembangkang kerajaan Demak. Nantinya, di tahun 1581, putra Ki Ageng Pengging yaitu Mas Karebet, akan menjadi Raja menggantikan Sultan Demak III (Sultan Demak II dan III adalah kakak-adik putra dari Sultan Bintoro Demak I) yang bertahta di Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijoyo Pajang I.
Keberadaan Siti Jenar diantara Wali-wali (ulama-ulama suci penyebar agama Islam yang mula-mula di Jawa) berbeda-beda, dan malahan menurut beberapa penulis ia tidak sebagai Wali. Mana yang benar, terserah pendapat masing-masing. Sekarang mari kita coba menyoroti falsafah/faham/ajaran Siti Jenar.
Konsepsi Ketuhanan, Jiwa, Alam Semesta, Fungsi Akal dan Jalan Kehidupan dalam pandangan Siti Jenar dalam buku Falsafah Siti Jenar tulisan Brotokesowo (1956) yang berbentuk tembang dalam bahasa Jawa, yang sebagian merupakan dialog antara Siti Jenar dengan Ki Ageng Pengging, yaitu kira-kira:
Siti Jenar yang mengaku mempunyai sifat-sifat dan sebagai dzat Tuhan, dimana sebagai manusia mempunyai 20 (dua puluh) atribut/sifat yang dikumpulkan di dalam budi lestari yang menjadi wujud mutlak dan disebut dzat, tidak ada asal-usul serta tujuannya;
Hyang Widi sebagai suatu ujud yang tak tampak, pribadi yang tidak berawal dan berakhir, bersifat baka, langgeng tanpa proses evolusi, kebal terhadap sakit dan sehat, ada dimana-mana, bukan ini dan itu, tak ada yang mirip atau menyamai, kekuasaan dan kekuatannya tanpa sarana, kehadirannya dari ketiadaan, luar dan dalam tiada berbeda, tidak dapat diinterpretasikan, menghendaki sesuatu tanpa dipersoalkan terlebih dahulu, mengetahui keadaan jauh diatas kemampuan pancaindera, ini semua ada dalam dirinya yang bersifat wujud dalam satu kesatuan, Hyang Suksma ada dalam dirinya;
Siti Jenar menganggap dirinya inkarnasi dari dzat yang luhur, bersemangat, sakti, kebal dari kematian, manunggal dengannya, menguasai ujud penampilannya, tidak mendapat suatu kesulitan, berkelana kemana-mana, tidak merasa haus dan lesu, tanpa sakit dan lapar, tiada menyembah Tuhan yang lain kecuali setia terhadap hati nurani, segala sesuatu yang terjadi adalah ungkapan dari kehendak dzat Allah;
Segala sesuatu yang terjadi adalah ungkapan dari kehendak dzat Allah, maha suci, sholat 5 (lima) waktu dengan memuji dan dzikir adalah kehendak pribadi manusia dengan dorongan dari badan halusnya, sebab Hyang Suksma itu sebetulnya ada pada diri manusia;
Wujud lahiriah Siti jenar adalah Muhammad, memiliki kerasulan, Muhammad bersifat suci, sama-sama merasakan kehidupan, merasakan manfaat pancaindera;
Kehendak angan-angan serta ingatan merupakan suatu bentuk akal yang tidak kebal atas kegilaan, tidak jujur dan membuat kepalsuan demi kesejahteraan pribadi, bersifat dengki memaksa, melanggar aturan, jahat dan suka disanjung, sombong yang berakhir tidak berharga dan menodai penampilannya;
Bumi langit dan sebagainya adalah kepunyaan seluruh manusia, jasad busuk bercampur debu menjadi najis, nafas terhembus di segala penjuru dunia, tanah dan air serta api kembali sebagai asalnya, menjadi baru;
Dalam buku Suluk Wali Sanga tulisan R. Tanojo dikatakan bahwa :
Tuhan itu adalah wujud yang tidak dapat di lihat dengan mata, tetapi dilambangkan seperti bintang bersinar cemerlang yang berwujud samar-samar bila di lihat, dengan warna memancar yang sangat indah;
Siti Jenar mengetahui segala-galanya sebelum terucapkan melebihi makhluk lain ( kawruh sakdurunge minarah), karena itu ia juga mengaku sebagai Tuhan;
Sedangkan mengenai dimana Tuhan, dikatakan ada di dalam tubuh, tetapi hanya orang terpilih (orang suci) yang bisa melihatnya, yang mana Tuhan itu (Maha Mulya) tidak berwarna dan tidak terlihat, tidak bertempat tinggal kecuali hanya merupakan tanda yang merupakan wujud Hyang Widi;
Hidup itu tidak mati dan hidup itu kekal, yang mana dunia itu bukan kehidupan (buktinya ada mati) tapi kehidupan dunia itu kematian, bangkai yang busuk, sedangkan orang yang ingin hidup abadi itu adalah setelah kematian jasad di dunia;
Jiwa yang bersifat kekal/langgeng setelah manusia mati (lepas dari belenggu badan manusia) adalah suara hati nurani, yang merupakan ungkapan dari dzat Tuhan dan penjelmaan dari Hyang Widi di dalam jiwa dimana raga adalah wajah Hyang Widi, yang harus ditaati dan dituruti perintahnya.
Dalam buku Bhoekoe Siti Djenar karya Tan Khoen Swie (1931) dikatakan bahwa :
Saat diminta menemui para Wali, dikatakan bahwa ia manusia sekaligus Tuhan, bergelar Prabu Satmata;
Ia menganggap Hyang Widi itu suatu wujud yang tak dapat dilihat mata, dilambangkan seperti bintang-bintang bersinar cemerlang, warnanya indah sekali, memiliki 20 (dua puluh) sifat (antara lain : ada, tak bermula, tak berakhir, berbeda dengan barang yang baru, hidup sendiri dan tanpa bantuan sesuatu yang lain, kuasa, kehendak, mendengar, melihat, ilmu, hidup, berbicara) yang terkumpul menjadi satu wujud mutlak yang disebut DZAT dan itu serupa dirinya, jelmaan dzat yang tidak sakit dan sehat, akan menghasilkan perwatakan kebenaran, kesempurnaan, kebaikan dan keramah-tamahan;
Tuhan itu menurutnya adalah sebuah nama dari sesuatu yang asing dan sulit dipahami, yang hanya nyata melalui kehadiran manusia dalam kehidupan duniawi.
Menurut buku Pantheisme en Monisme in de Javaavsche tulisan Zoetmulder, SJ.(1935) dikatakan bahwa Siti Jenar memandang dalam kematian terdapat sorga neraka, bahagia celaka ditemui, yakni di dunia ini. Sorga neraka sama, tidak langgeng bisa lebur, yang kesemuanya hanya dalam hati saja, kesenangan itu yang dinamakan sorga sedangkan neraka, yaitu sakit di hati. Namun banyak ditafsirkan salah oleh para pengikutnya, yang berusaha menjalani jalan menuju kehidupan (ngudi dalan gesang) dengan membuat keonaran dan keributan dengan cara saling membunuh, demi mendapatkan jalan pelepasan dari kematian.
Siti Jenar yang berpegang pada konsep bahwa manusia adalah jelmaan dzat Tuhan, maka ia memandang alam semesta sebagai makrokosmos sama dengan mikrokosmos. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang mana jiwa sebagai penjelmaan dzat Tuhan dan raga adalah bentuk luar dari jiwa dengan dilengkapi pancaindera maupun berbagai organ tubuh. Hubungan jiwa dan raga berakhir setelah manusia mati di dunia, menurutnya sebagai lepasnya manusia dari belenggu alam kematian di dunia, yang selanjutnya manusia bisa manunggal dengan Tuhan dalam keabadian.
Siti Jenar memandang bahwa pengetahuan tentang kebenaran Ketuhanan diperoleh manusia bersamaan dengan penyadaran diri manusia itu sendiri, karena proses timbulnya pengetahuan itu bersamaan dengan proses munculnya kesadaran subyek terhadap obyek (proses intuitif). Menurut Widji Saksono dalam bukunya Al-Jami’ah (1962) dikatakan bahwa wejangan pengetahuan dari Siti jenar kepada kawan-kawannya ialah tentang penguasaan hidup, tentang pintu kehidupan, tentang tempat hidup kekal tak berakhir di kelak kemudian hari, tentang hal mati yang dialami di dunia saat ini dan tentang kedudukannya yang Mahaluhur. Dengan demikian tidaklah salah jika sebagian orang ajarannya merupakan ajaran kebatinan dalam artian luas, yang lebih menekankan aspek kejiwaan dari pada aspek lahiriah, sehingga ada juga yang menyimpulkan bahwa konsepsi tujuan hidup manusia tidak lain sebagai bersatunya manusia dengan Tuhan (Manunggaling Kawula-Gusti).
Dalam pandangan Siti Jenar, Tuhan adalah dzat yang mendasari dan sebagai sebab adanya manusia, flora, fauna dan segala yang ada, sekaligus yang menjiwai segala sesuatu yang berwujud, yang keberadaannya tergantung pada adanya dzat itu. Ini dibuktikan dari ucapan Siti Jenar bahwa dirinya memiliki sifat-sifat dan secitra Tuhan/Hyang Widi.
Namun dari berbagai penulis dapat diketahui bahwa bisa jadi benturan kepentingan antara kerajaan Demak dengan dukungan para Wali yang merasa hegemoninya terancam yang tidak hanya sebatas keagamaan (Islam), tapi juga dukungan nyata secara politis tegaknya pemerintahan Kesultanan di tanah Jawa (aliansi dalam bentuk Sultan mengembangkan kemapanan politik sedang para Wali menghendaki perluasan wilayah penyebaran Islam).
Dengan sisa-sisa pengikut Majapahit yang tidak menyingkir ke timur dan beragama Hindu-Budha yang memunculkan tokoh kontraversial beserta ajarannya yang dianggap “subversif” yaitu Syekh Siti Jenar (mungkin secara diam-diam Ki Kebokenongo hendak mengembalikan kekuasaan politik sekaligus keagamaan Hindu-Budha sehingga bergabung dengan Siti jenar).
Bisa jadi pula, tragedi Siti Jenar mencerminkan perlawanan kaum pinggiran terhadap hegemoni Sultan Demak yang memperoleh dukungan dan legitimasi spiritual para Wali yang pada saat itu sangat berpengaruh. Disini politik dan agama bercampur-aduk, yang mana pasti akan muncul pemenang, yang terkadang tidak didasarkan pada semangat kebenaran.
Kaitan ajaran Siti Jenar dengan Manunggaling Kawula-Gusti seperti dikemukakan di atas, perlu diinformasikan di sini bahwa sepanjang tulisan mengenai Siti Jenar yang diketahui, tidak ada secara eksplisit yang menyimpulkan bahwa ajarannya itu adalah Manunggaling Kawula-Gusti, yang merupakan asli bagian dari budaya Jawa. Sebab Manunggaling Kawula-Gusti khususnya dalam konteks religio spiritual, menurut Ir. Sujamto dalam bukunya Pandangan Hidup Jawa (1997), adalah pengalaman pribadi yang bersifat “tak terbatas” (infinite) sehingga tak mungkin dilukiskan dengan kata untuk dimengerti orang lain. Seseorang hanya mungkin mengerti dan memahami pengalaman itu kalau ia pernah mengalaminya sendiri.
Dikatakan bahwa dalam tataran kualitas, Manunggaling Kawula-Gusti adalah tataran yang dapat dicapai tertinggi manusia dalam meningkatkan kualitas dirinya. Tataran ini adalah Insan Kamilnya kaum Muslim, Jalma Winilisnya aliran kepercayaan tertentu atau Satriyapinandhita dalam konsepsi Jawa pada umumnya, Titik Omeganya Teilhard de Chardin atau Kresnarjunasamvadanya Radhakrishnan. Yang penting baginya bukan pengalaman itu, tetapi kualitas diri yang kita pertahankan secara konsisten dalam kehidupan nyata di masyarakat. Pengalaman tetaplah pengalaman, tak terkecuali pengalaman paling tinggi dalam bentuk Manunggaling kawula Gusti, yang tak lebih pula dari memperkokoh laku. Laku atau sikap dan tindakan kita sehari-hari itulah yang paling penting dalam hidup ini.
Kalau misalnya dengan kekhusuk-an manusia semedi malam ini, ia memperoleh pengalaman mistik atau pengalaman religius yang disebut Manunggaling Kawula-Gusti, sama sekali tidak ada harga dan manfaatnya kalau besok atau lusa lantas menipu atau mencuri atau korupsi atau melakukan tindakan-rindakan lain yang tercela. Kisah Dewa Ruci adalah yang menceritakan kejujuran dan keberanian membela kebenaran, yang tanpa kesucian tak mungkin Bima berjumpa Dewa Ruci.
Kesimpulannya, Manunggaling Kawula-Gusti bukan ilmu melainkan hanya suatu pengalaman, yang dengan sendirinya tidak ada masalah boleh atau tidak boleh, tidak ada ketentuan/aturan tertentu, boleh percaya atau tidak percaya.
Kita akhiri kisah singkat tentang Syekh Siti Jenar, dengan bersama-sama merenungkan kalimat berikut yang berbunyi : “Janganlah Anda mencela keyakinan/kepercayaan orang lain, sebab belum tentu kalau keyakinan/kepercayaan Anda itu yang benar sendiri”.*
Sidang para Wali
Sunan Giri membuka musyawarah para wali. Dalam musyawarah itu ia mengajukan masalah Syeh Siti Jenar. Ia menjelaskan bahwa Syeh Siti Jenar telah lama tidak kelihatan bersembahyang jemaah di masjid. Hal ini bukanlah perilaku yang normal. Syeh Maulana Maghribi berpendapat bahwa itu akan menjadi contoh yang kurang baik dan bisa membuat orang mengira wali teladan meninggalkan syariah nabi Muhammad.
Sunan Giri kemudian mengutus dua orang santrinya ke gua tempat syeh Siti Jenar bertapa dan memintanya untuk datang ke masjid. Ketika mereka tiba,mereka diberitahu hanya ALLAH yang ada dalam gua.Mereka kembali ke masjid untuk melaporkan hal ini kepada Sunan Giri dan para wali lainnya.Sunan Giri kemudian menyuruh mereka kembali ke gua dan menyuruh ALLAH untuk segera menghadap para wali. Kedua santri itu kemudian diberitahu, ALLAH tidak ada dalam gua, yang ada hanya Syeh Siti Jenar. Mereka kembali kepada Sunan Giri untuk kedua kalinya. Sunan Giri menyuruh mereka untuk meminta datang baik ALLAH maupun Syeh Siti Jenar.
Kali ini Syeh Siti Jenar keluar dari gua dan dibawa ke masjid menghadap para wali. Ketika tiba Syeh Siti Jenar memberi hormat kepada para wali yang tua dan menjabat tangan wali yang muda. Ia diberitahu bahwa dirinya diundang kesini untuk menghadiri musyawarah para wali tentang wacana kesufian. Didalam musyawarah ini Syeh Siti Jenar menjelaskan wacana kesatuan makhluk yaitu dalam pengertian akhir hanya ALLAH yang ada dan tidak ada perbedaan ontologis yang nyata yang bisa dibedakan antara ALLAH, manusia dan segala ciptaan lainnya.
Sunan Giri menyatakan bahwa wacana itu benar, tetapi meminta jangan diajarkan karena bisa membuat masjid kosong dan mengabaikan syariah. Siti Jenar menjawab bahwa ketundukan buta dan ibadah ritual tanpa isi hanyalah perilaku keagamaan orang bodoh dan kafir. Dari percakapan Siti Jenar dan Sunan Giri itu kelihatannya bahwa yang menjadi masalah bukanlah substansi ajaran Syeh Siti Jenar, tetapi cara penyampaian kepada masyarakat luas. Menurut Sunan Giri, paham/pandangan Syeh Siti Jenar belum boleh disampaikan kepada masyarakat luas sebab mereka bisa bingung, apalagi saat itu masih banyak orang yang baru masuk islam, karena seperti disampaikan di muka bahwa Syeh Siti Jenar hidup dalam masa peralihan dari kerajaan Hindu kepada kerajaan Islam di Jawa pada akhir abad ke 15 M.
Percakapan Syeh Siti Jenar dan Sunan Giri juga diceritakan dalam buku Siti Jenar terbitan Tan Koen Swie.
Pedah punapa mbibingung, (Untuk apa membuat bingung)
Ngangelaken ulah ngelmi, (Mempersulit ilmu)
Njeng Sunan Giri ngandika, (Kanjeng Sunan Giri berkata)
Bener kang kaya sireki, (Benar apa yang Syekh Siti Jenar Katakan)
Nanging luwih kaluputan, (Tetapi lebih keliru -kurang tepat-)
Wong wadheh ambuka wadi. (Orang berani membuka rahasia)
Telenge bae pinulung, (Kelihatannya saja menolong)
Pulunge tanpa ling aling, (Pertolongannya tanpa penghalang -tahapan-)
Kurang waskitha ing cipta, (Kurang waspada dalam cipta)
Lunturing ngelmu sajati, (-akan berakibat- Lunturnya ilmu sejati)
Sayekti kanthi nugraha, (Yang seharusnya diberikan sebagai anugerah -kepada yang mereka yang benar-benar telah matang-)
Tan saben wong anampani. (Yang diberikan kepada siapa saja)
Artinya :
Syeh Siti Jenar berkata,
Untuk apa kita membuat bingung, untuk apa pula mempersulit ilmu?, Sunan Giri berkata, benar apa yang anda ucapkan, tetapi anda bersalah besar, karena berani membuka ilmu rahasia secara tidak semestinya.
Hakikat Tuhan langsung diajarkan tanpa ditutup tutupi. Itu tidaklah bijaksana. Semestinya ilmu itu hanya dianugerahkan kepada mereka yang benar-benar telah matang. Tak boleh diberikan begitu saja kepada setiap orang.
Ngrame tapa ing panggawe
Iguh dhaya pratikele
Nukulaken nanem bibit
Ono saben galengane
Mili banyu sumili
Arerewang dewi sri
Sumilir wangining pari
Sêrat Niti Mani
. . . Wontên malih kacarios lalampahanipun Seh Siti Jênar, inggih Seh Lêmah Abang. Pepuntoning tekadipun murtad ing agami, ambucal dhatêng sarengat. Saking karsanipun nêgari patrap ing makatên wau kagalih ambêbaluhi adamêl risaking pangadilan, ingriku Seh Siti Jênar anampeni hukum kisas, têgêsipun hukuman pêjah.
Sarêng jaja sampun tinuwêg ing lêlungiding warastra, naratas anandhang brana, mucar wiyosing ludira, nalutuh awarni seta. Amêsat kuwanda muksa datan ana kawistara. Anulya ana swara, lamat-lamat kapiyarsa, surasa paring wasita.
Kinanti
Wau kang murweng don luhung, atilar wasita jati, e manungsa sesa-sesa, mungguh ing jamaning pati, ing reh pêpuntoning tekad, santa-santosaning kapti.
Nora saking anon ngrungu, riringa rêngêt siningit, labêt sasalin salaga, salugune den-ugêmi, yeka pangagême raga, suminggah ing sangga runggi.
Marmane sarak siningkur, kêrana angrubêdi, manggung karya was sumêlang, êmbuh-êmbuh den-andhêmi, iku panganggone donya, têkeng pati nguciwani.
Sajati-jatining ngelmu, lungguhe cipta pribadi, pusthinên pangesthinira, ginêlêng dadi sawiji,wijanging ngelmu jatmika,neng kaanan ênêng êning.
Hanya itu… Wassalamualaikum Wr.Wb

Budaya Membaca Masih Memprihatinkan

Budaya Membaca Masih Memprihatinkan

16 Oct 2010 oleh Tim Beritadilihat: 13 kali | 0 komentar

 

 

Budaya membaca masih menjadi persoalan di Indonesia. Peningkatan minat membaca sejak dini di sekolah terkendala minimnya koleksi-koleksi buku yang menarik bagi siswa.

Jika melihat indikator sosial dan budaya Badan Pusat Statistik, salah satu yang dilihat adalah penduduk berumur 10 tahun yang membaca surat kabar atau majalah. Semakin tahun, jumlah itu semakin menurun.

Tahun 2009, baru sebanyak 18,94 persen yang membaca surat kabar atau majalah. Tahun sebelumnya, jumlah pembaca itu berada di kisaran 23 persen. Sebaliknya, jumlah penduduk yang menonton televisi terus meningkat. Tahun 2009, jumlahnya mencapai 90,27 persen, sedangkan tahun sebelumnya 85,86 persen.

Ketua Ikatan Penerbit Indonesia Setia Dharma Madjid di Jakarta, Kamis (7/10/2010), mengatakan bahwa minat baca belum menguat karena koleksi buku yang ada belum sesuai dengan kebutuhan mereka. “Kita mesti punya grand design kebutuhan buku secara nasional,” kata Setia.

Kukuh Sanyoto, Direktur Eksekutif Serikat Penerbit Suratkabar bidang Pendidikan, mengatakan bahwa pemerintah mesti menyedikan informasi murah dan mudah untuk masyarakat. Untuk itu, perlu ada subisidi terhadap buku, surat kabar, dan lain-lain. Media literasi masyarakat masih terpusat di ibu kota.

Koleksi buku-buku di perpustakaan SD masih didominasi buku-buku teks pelajaran. Di sekolah-sekolah, jarang ada program rutin untuk membuat siswa biasa memanfaatkan perpustakaan.

Sumber : Mading 41

 

5 Alasan Kenapa Islam Agama Yang Sempurna

Assalamualaikum Wr.Wb

Kenapa kita beragama Islam? dan kenapa Islam agama sempurna? Akan saya jelaskan di post ini.

Mengapa Islam Agama sempurna? ada banyak alasan kenapa islam agama sempurna. tetapi yang paling utama ada 5, yaitu…

A. Islam adalah agama yang jelas.

Islam adalah agama yang sangat jelas. Dalam kata”Islam” mempunyai               arti. Yaitu “Selamat”. Yang dimaksud “Selamat” adalah selamat dari dunia           dan akhirat. Dan dari kata “Islam” mempunyai arti lain. yaitu   :

  • I : Isya
  • S : Shubuh
  • L : Lohor
  • A : Ashar
  • M : Maghrib

B. Ibadahnya Bermanfaat untuk kita sendiri.

Ibadah orang islam seperti Sholat,puasa itu menyehatkan untuk kita. Allah sayang kepada kita dan memberikan ibadah ke umatnya supaya umatnya sehat.

C.Tuhannya satu.

Agama islam hanya mempunyai 1 tuhan yaitu Allah. Dan Rosul allah adalah Nabi Muhammad SAW.

D. Ibadahnya Jelas.

Ibadah Agama islam lebih jelas dari agama lain. Kita Sholat kepada allah. dan isi Al-Quran menjelaskan tentang semua yang kita tanyakan. tetapi kalian harus beli al-quran dan terjemahannya yaa… oke?

E. Kitabnya tidak pernah berubah.

Isi dari Al-Quran tidak pernah berubah. Dan isi al-quran sangat bermanfaat untuk kita semua. dari masalah besar sampai sekecil semut pun bisa di atasi. asal baca alquran dan terjemahannya. Jika membaca al-quran jangan artinya aja. baca juga huruf  al-qurannya. oke?

Cukup dulu sampai disini. mohon maaf jika ada salah ketik.

Wassalamualaikum Wr.Wb